Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia


Chapter 2 – Konohamaru!!
Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia
Inilah Desa Konohagakure…
Saat ini, di sebuah atap gedung, ada seorang anak laki-laki yang memulai hidupnya sebagai seorang ninja. Tak jauh darinya, nampak seorang pria tua dengan peralatan kamera sedang berdiri di hadapan anak laki-laki berambut oranye tersebut. Pria tua itu terlihat menumpukan tangan kirinya pada kamera.
“Kamu benar-benar mau di foto dengan wajah seperti itu?” tanya pria tua itu sambil menatap aneh pemuda di hadapannya —yang tidak lain dan tidak bukan adalah si pembuat onar, Uzumaki Naruto.
“Iya, iya! Ayo, cepat!” seru Naruto yang duduk siap di depan kamera dengan tidak sabaran. Ah, ternyata Naruto sedang melakukan sesi foto untuk formulir pendaftaran ninja setelah kelulusannya dari Akademi.
“Terserah! Jangan menyesal, ya. Oke, senyum!” perintah pria tua tersebut.
Dan ‘klik’ hasil foto keluar. Tampaklah wajah Naruto yang penuh dengan coretan-coretan berwarna merah —mungkin dia pikir keren dengan pose yang tidak biasa untuk formulir pendaftaran sekolah. Tangannya diarahkan ke kamera, dan dia memakai kacamatanya serta ekspresi wajah yang dibuat sangar.

Naruto mengeluarkan cengirannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, saat foto itu sampai di tangan Sandaime Hiruzen yang melihat hasil foto Naruto tersebut dengan ekspresi wajah yang aneh.
“Soalnya aku bingung mau pasang muka seperti apa... Aku menghabiskan waktu sampai tiga jam untuk memutuskannya,” terang Naruto mengenai fotonya. “Memang sih. Tapi, cukup berkesan, kan?” lanjut Naruto dengan bangganya sambil membusungkan dada dan menunjuk dirinya sendiri dengan jempol.
“Foto ulang! Selain itu mana pelindung kepalamu?” tanya Sandaime Hiruzen melihat Naruto yang masih setia dengan google hijaunya.
“Aku tidak mau menggunakannya. Nanti rusak!” seru Naruto.
“Selain itu, foto formulir pendaftaran ninja ini memuat info ninja yang berkemampuan hebat di desa ini. Dokumen yang benar-benar penting untukmu. Tapi, wajah apa ini?” tanya Sandaime Hiruzen, masih memprotes hasil foto Naruto.
“Aku ‘kan tidak mengerti yang begituan!” bela Naruto.
KRIET!!!
Suara pintu berbunyi, Naruto menoleh dan dengan tiba-tiba datang seorang anak kecil yang memakai semacam topi bulat berwarna putih keabua-abuan di kepalanya.
“Orang tua, Ku tantang kau!” seru anak itu menunjuk Sandaime Hiruzen dengan lantang dan lancang. Naruto hanya tercengang mendengar penuturan anak itu.
‘Sudah masalah Naruto... Sekarang ditambah yang ini lagi,’ keluh Sandaime Hiruzen di dalam hatinya sambil membetulkan letak topinya.
Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia“Ah, lagi-lagi melakukan itu!” ucap seorang laki-laki dengan kacamata hitam bulat yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu, selang kedatangan anak kecil tadi.
DUK!!!
“Aww! Aduh!!!” ucap anak itu yang tiba-tiba jatuh tersungkur ke lantai.
“Ah!” seru laki-laki yang menyusulnya tadi —yang diketahui bernama Ebisu ikut terkejut melihat kejadian tersebut.
“Kuso! Siapa yang memasang jebakan?!” tanya Konohamaru —anak tadi dengan wajah yang sedikit memerah.
“A-apa kau baik-baik saja, tuan muda? Dari awal tidak ada jebakan!” seru Ebisu sambil memegangi kacamata hitamnya. Wajahnya nampak khawatir.
“Siapa sih, dia?” tanya Naruto yang heran dengan tingkah laku Konohamaru.
“Huh!” celetuk Konohamaru melihat Naruto.
‘Di-dia?! Hm, bocah Siluman Rubah? Si pembuat onar yang sangat kubenci,’ batin Ebisu menatap tajam ke arah Naruto.
“Jadi begitu… Ini perbuatanmu, ya!” tuding Konohamaru yang tiba-tiba marah pada Naruto.
“Enak saja! Kau yang jatuh sendiri!” bela Naruto mencengkram syal Konohamaru. Wajahnya nampak kesal karena dituduh melakukan hal yang tidak dia lakukan. Padahal anak itu terjatuh sendiri. 
“Hei, Naruto! Lepaskan! Dia cucu Sandaime Hokage!” perintah Ebisu sambil menunjuk ke arah Sandaime Hiruzen. Mendengar itu cengkraman Naruto sedikit mengendor.
“Kalau berani, ayo pukul!” tantang Konohamaru.
‘Kalau dia sudah tahu aku cucu Hokage, pasti tidak akan dilakukan. Huh! Dia sama saja seperti yang lainnya,’ gerutu Konohamaru dalam hati.
“Aku tak peduli hal itu, bodoh!” seru Naruto sambil mendaratkan satu tinjuan di kepala Konohamaru dengan geram.
“Aduh!!!” keluh Konohamaru kesakitan.
“Apa?!” Ebisu nampak sangat kaget dengan kenekatan Naruto memukul Konohamaru.
‘Ya ampun,” ucap sandaime hokage edalam hati, menyaksikan tingkah kedua bocah itu.

Naruto kini telah berjalan menyusuri sebuah jalan di Konohagakure. Wajahnya nampak tidak suka menyadari seseorang yang mengikutinya sejak tadi. Ah, benar-benar mencolok sekali apa yang dilakukan penguntit itu.
“Huh, Jangan ikuti aku! Mau apa kau? Kelihatan tahu, dasar bodoh!” tunjuk Naruto kesal pada Konohamaru yang sedang mencoba bersembunyi dengan salah satu peralatan penyamaran diri —kain seperti kayu namun terlihat tidak berguna di tangan Konohamaru.
“Fufufu, kau hebat bisa mengetahuinya. Memang sesuai apa yang dikatakan orang. Aku tak keberatan menjadi anak buahmu,” kata Konohamaru dengan congkaknya. Ck, siapapun pasti tahu jika cara bersembunyinya seperti itu, kan?
“Apa?” tanya Naruto bingung dengan maksud perkataan Konohamaru barusan.
“Sebagai gantinya, ajarkan aku jurus yang bisa mengalahkan kakek Hokage. Kumohon, bos!” pinta Konohamaru lantang.
‘Bos?”

Beralih ke Kantor Hokage
“Lho? Sial! Lagi-lagi dia kabur!” seru Ebisu menengok ke kanan dan ke kiri.
“Sepertinya dia mengikuti Naruto,” kata Sandaime Hokage.
“Apa?! Gawat!” teriak Ebisu dan langsung pergi keluar dengan tergesa-gesa.
‘Kenapa dia tumbuh jadi seperti itu? Kalau dihitung, tadi itu sudah serangan ke-20 untuk hari ini. Kalau bersama Naruto, memang mengkhawatirkan… Kalau tidak melakukan hal-hal konyol sih, tidak apa-apa. Tapi—’ Ah, nampaknya Sandaime Hokage asyik dalam lamunannya sendiri. 

Kembali ke tempat Naruto dan Konohamaru…
Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia“Dengar, ya… Dasarnya adalah ‘bon’, ‘kyu’ dan ‘bon’. Mulai!” jelas Naruto pada Konohamaru dan memerintahkannya mencoba melakukan sebuah jurus.
“Baik, bos!” seru Konohamaru penuh semangat. Dan…
BOFT!
“Bukan! Salah. Lebih langsing lagi! Lebih cantik lagi!” seru Naruto. Hahaha, ternyata naruto sedang mengajari Konohamaru jutsu ‘ero’nya dan terlihat tidak puas dengan hasil perubahan Konohamaru yang masih terlalu gemuk dan terlihat tua.
“Baik, kapten!”
“Lebih seksi lagi!”

Di tempat lainnya, Ebisu nampak kebingungan mencari keberadaan Konohamaru.
‘Aku adalah guru elite yang sudah lama membimbing sekian banyak kandidat Hokage. Aku akan menghalau pengganggu dari muridku. Kalau mempelajari jurus dariku, sangatlah mudah untuk meraih nama Hokage. Itulah jalan pintas tuan muda,’ ucap Ebisu dalam hati dengan penuh keyakinan di sela-sela pencariannya.
TAP!!!
“Itu dia!’ seru Ebisu dari sebuah gedung tinggi di Konohagakure dan segera menuju ke arah Naruto dan Konohamaru.

“Ngomong-ngomong, kenapa kau begitu bersemangat mengejar kakek Hokage selama ini?” tanya Naruto saat dia dan Konohamaru duduk istirahat di sebuah batang kayu besar. Konohamaru sejenak menoleh ke arah Naruto dan kemudian tertunduk diam menatap tanah.
“Nama Konohamaru diberikan oleh kakek. Diambil dari nama desa ini. Tapi walaupun diambil dari nama desa ini yang sudah biasa didengar, tak ada seorang pun yang memanggil namaku. Waktu melihatku atau memanggilku, semuanya tak melihatku lebih dari cucu Hokage. Tak ada seorang pun yang mengakuiku sebagai diriku sendiri. Aku muak dengan semua itu! Karena itu, aku ingin segera meraih gelar Hokage!” jelas Konohamaru kepada Naruto mengenai alasannya bersikeras mendapatkan kekuatan untuk mengalahkan Sandaime Hokage. Nampak raut wajah Naruto berubah —mungkin karena dia merasakan nasibnya sama dengan Konohamaru.
“Baka! Siapa yang mau mengakui bocah sepertimu!” celetuk Naruto.
“Eh?!”
“Itu bukan gelar yang bisa didapatkan anak kecil,” ucap Naruto lagi.
“Apa?!” Konohamaru tersentak dan nampak tidak terima dengan perkataan Naruto.
“Coba kalahkan aku dulu!’ kata Naruto serius namun tetap dengan cengirannya. Konohamaru sejenak terkejut.

Di tempat lainnya, Sandaime Hokage terlihat sedang memandang Monumen Hokage.
“Hokage-sama, aku mencarimu!” seru seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang.
“Iruka, ya?” tanya Sandaime Hiruzen tanpa mengalihkan pandangannya dari Monumen patung hokage tersebut.
“Apa Naruto datang untuk menyerahkan formulirnya?” tanya Iruka mendekati Sandaime.
“Ya,” jawab Sandaime singkat.
“Aku sudah menasehatinya di Kedai Ramen kemarin! Karena dia begitu bersemangat ingin menjadi ninja hebat agar diakui penduduk desa,” kata Iruka dengan seuntai senyum tulus. Kepalanya dipenuhi balutan perban akibat luka yang dialami malam sebelumnya saat melawan Mizuki.
Sandaime Hiruzen terdiam sejenak dan mendongakkan kepalanya ke atas untuk menatap Monumen Hokage,”Cita-cita Naruto mungkin agak sulit,” ucap Sandaime tiba-tiba.
“Eh?” Iruka bingung dengan penuturan Sandaime Hokage.
“Seperti yang kau tahu... Yang mengetahui bahwa Naruto itu adalah Kyuubi, hanyalah orang-orang yang ikut bertempur 12 tahun yang lalu. Lalu setelah itu, untuk mencegah hal ini menyebar, aku membuat peraturan dan memberi hukuman berat bagi siapapun yang melanggarnya. Supaya anak-anak tak tahu hal itu, hanya itu yang dapat aku lakukan untuk meringankan beban Naruto,” Sandaime terdiam sejenak.
“Yondaime Hokage berharap agar semua orang bisa memandang Naruto sebagai Pahlawan. Itulah harapannya setelah mengorbankan nyawanya demi menyegel Kyuubi pada Naruto,” jelas Sandaime Hiruzen lagi.
“Pahlawan?” tanya Iruka.
“Yondaime Hokage menyegel Kyuubi pada pusar merah bayi Naruto yang baru lahir. Demi menyelamatkan desa ini, Naruto menjadi tempat penyegelan Kyuubi. Tapi, orang dewasa di desa ini tidak memandang Naruto seperti itu. Tak hanya itu… sifat mereka pada Naruto pun juga mempengaruhi anak-anak yang tak tahu apa-apa,” ucap Sandaime membayangkan perlakuan penduduk desa yang menjauhi Naruto.
“Iruka, apa kau tahu?
“Tentang apa, Hokage?”
“Pada saat seseorang membenci orang lain dan tidak mau mengakui keberadaannya, sorot mata orang itu saat melihatnya adalah sorot mata yang dingin dan sangat menyeramkan!” Iruka nampak terdiam mendengar setiap ucapan Sandaime Hiruzen tersebut.
“Akhirnya kutemukan!” ucap Ebisu dari atas sebuah pohon. Naruto dan Konohamaru pun menoleh ke arahnya.
‘Huh, Dasar bocah!’ decak Ebisu dalam hati dan menatap Naruto dengan ekspresi terganggu.
‘Lagi-lagi sorot mata itu. Dia dan lain juga…’ batin Naruto menyadari sorot mata Ebisu.
TAP!
“Baiklah tuan muda. Mari kita pulang!” ajak Ebisu saat dia telah turun dari pohon dan mendarat mulus di tanah.
Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia“Tidak mau! Aku akan mengalahkan kakek Hokage dan mendapatkan gelar itu sekarang juga!” seru Konohamaru dengan tegas.
“Untuk menjadi Hokage… Kau harus mengetahui segala aspek-aspek mengenai kemanusiaan, keadilan, kehormatan, kearifan, kesetiaan, kepercayaan dan cara berfikir. Kau juga harus menguasai 1000 jurus,” ucap Ebisu menjelaskan sambil mendekati Konohamaru.
“Berubah!” seru Konohamaru. Dan…
BOFT!
Rasakan ini! SEKSI NO JUTSU!” seru Konohamaru. Sukses! Konohamaru bisa menguasainya dengan baik dan berubah menjadi gadis manis, seksi dan tentu saja genit. 
“Lho? Tidak berhasil?” tanya Konohamaru heran melihat gurunya yang hanya menganga dengan mulut lebar.
“Ju-ju… Jutsu apa itu?! Jurus vulgar seperti itu… Aku ini pria terhormat! Jurus rendahan seperti itu, tak akan mempan terhadapku!” seru Ebisu. Naruto nampak hanya diam menyaksikan perdebatan Ebisu dan Konohamaru.
“Tuan muda! Kalau kau terus bersama orang bodoh itu, kau bisa ketularan bodohnya! Kalau kau melakukan apa yang kukatakan, itu akan menjadi jalan pintas untuk menjadi Hokage! Aku kita pulang!” lanjut Ebisu sambil menyeret Konohamaru.
“Tidak mau!” teriak Konohamaru meronta dan mencoba melawan tarikan Ebisu.
KAGE BUNSHIN NO JUTSU!
Tindakan Ebisu dan Konohamaru terhenti dan mereka menatap ke arah Naruto yang kini telah memunculkan banyak bunshin.
“Whoaaa! Ini hebat sekali!” decak Konohamaru kagum.
“Omong kosong! Aku ini sudah Jounin. Tidak seperti Mizuki,” kata Ebisu dengan percaya diri dan bersiaga.
“BERUBAH!” teriak Naruto dan bunshinnya secara bersamaan.
“Eh?!”
BOFT! BOFT! BOFT!
Dan… Lihatlah, Apa yang terjadi?!
Naruto beserta puluhan bayangannya berubah menjadi gadis manis dan seksi. Lalu, Naruto dan bunshin-bunshinnya menggoda Ebisu. Konohamaru hanya dapat menyaksikannya dengan wajah memerah, dan tanpa mereka ketahui dari kejauhan Sandaime Hokage yang memperhatikan mereka dari bola —semacam bola sihir seorang Paranormal— miliknya menepuk jidatnya melihat tindakan Naruto. Sedangkan Ebisu hanya dapat tercengang dan akhirnya mimisan berat dan terjungkal ke belakang. HAHAHAHA!
“Kunamakan itu ‘Oiroke no Jutsu’,” kata Naruto dengan penuh gaya dan cengiran khasnya.
‘Dia menggabungkan ‘Kage bunshin no jutsu’ dengan ‘Seksi no jutsu’. Lagi-lagi dia menciptakan jurus yang aneh. Kalau begitu… aku juga bisa kalah dengan itu,’ batin Sandaime Hiruzen saat memperhatikan Naruto dan yang lain di ruangannya dari bola tersebut.
“Sialan! Aku tidak bisa mengalahkan Guru Empat Mata itu. Padahal aku mau meraih gelar yang diakui semuanya. Tetapi kenapa begini…” Konohamaru tampak sangat geram dan mengepalkan tangannya.
“Tidak semudah itu, bodoh!” ucap Naruto menarik kerah baju Konohamaru dari belakang untuk menahannya.
“Hokage itu adalah gelar ninja terhebat dan diakui semua orang. Karena berbagai macam hal, kita sering salah jalan. Bahkan, aku pun memiliki seseorang yang mengakui keberadaanku. Untuk hal itu saja, kutempuh dengan sangat sulit. Kau harus mempersiapkannya sebaik mungkin,” ucap Naruto mencoba menjelaskan pada Konohamaru sambil mengenang kejadian malam sebelumnya saat dia mendapat pengakuan dari Iruka.
“Mempersiapkan diri?” tanya Konohamaru.
“Gelar hokage yang diakui semua orang adalah nama yang benar-benar hebat!” ucap Naruto membelakangi Konohamaru. Konohamaru nampak mendengarkan Naruto dengan seksama.
“Pasti… Tidak ada jalan pintasnya!” seru Naruto menoleh kembali ke arah Konohamaru dengan cengirannya. Konohamaru terlihat terkejut mendengar ucapan Naruto, wajahnya bersemu bersama angin sejuk yang menerpa wajahnya. Ah, mendengar kata-kata Naruto menjadikannya merasa kagum.
‘Kalau kau ingin menjadi Hokage… Coba lawan aku dulu!’ ucapan Naruto beberapa waktu lalu terkenang kembali dalam ingatan Konohamaru.
“Huh… Sombong sekali kau!” ucap Konohamaru. Naruto menoleh ke arah Konohamaru dan menunggu kelanjutan perkataan Konohamaru. “Aku berhenti menjadi anak buahmu,” lanjut Konohamaru.
“Mulai saat ini… Kita adalah rival!” seru Konohamaru yang kini telah bertatap muka dengan Naruto. Konohamaru mengeluarkan cengirannya, diikuti oleh Naruto.
“Maaf saja… Mulai besok aku juga sudah selangkah lebih maju untuk menjadi ninja! Tapi— Ya… Suatu saat nanti, aku bersedia bertarung denganmu untuk merebutkan gelar Hokage. Akan aku tunggu saat itu, Konohamaru!” ucap Naruto mengutarakan janjinya. Kembali wajah Konohamaru terlihat memerah. Untuk pertama kalinya, seseorang memanggilnya dengan namanya.

Jalan sebenarnya menjadi ninja itu sangat panjang. Walaupun Hokage mengetahui itu, Hokage tersenyum lembut. Sambil menjaga Naruto dari jauh, yang memiliki cita-cita besar dan panjangnya dan dipenuhi berbagai macam rintangan.


Selanjutnya di Manga Naruto Chapter 3 Bahasa Indonesia
Title: Manga Naruto Chapter 2 Bahasa Indonesia
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by Admin